Serba-serbi Rem Tangan Mobil di Era Modern

Jumat, 05 Oktober 2012

Serba-serbi Rem Tangan Mobil di Era Modern


134597126519542241

sumber: BMWblog
(teknologi.kompasiana.com) - Suatu hari saya pernah tertawa ketika mendengar acara Salah Sambung yang didengarkan di Radio Gen FM. Waktu itu Kemal dan Tije mengerjai seorang Sales mobil BMW dengan berpura-pura komplain karena ketiadaan rem tangan di mobil tersebut.
Tije marah-marah kenapa mobil tersebut tidak ada “batang” rem tangannya. Mendengar keluhan tersebut si sales langsung tertawa dan berusaha menjelaskan kalau mobil di era modern seperti ini banyak yang sudah mengaplikasikan rem tangan dalam bentuk tombol. Kebingungan seperti ini pernah saya alami. Berkali-kali malahan.
Di era industri automotif yang semakin maju, cara penggunaan rem tangan memang semakin variatif. Rem tangan konvensional yang berupas tuas kini mulai banyak ditinggalkan. Tujuan utamanhya tentu saja untuk kepraktisan berkendara. Tapi bisa jadi karena memang untuk membuat ruangan mobil jadi lebih luas dan lebih modern karena fitur-fitur dijalankan dalam bentuk tombol.
Kebetulan karena saya sehari-hari bekerja sebagai sopir sewaan, saya pernah mencoba beberapa mobil terbaru dan juga cara penggunaan rem tangan yang belum saya tahu. Peristiwa pertama yang membuat saya bingung adalah ketika membawa mobil Honda Freed varian transmisi otomatis.
Orang yang meminta saya jadi sopir langsung menyerahkan kunci mobil kepada saya tanpa menjelaskan apa saja yang perlu saya ketahui tentang mobil tersebut. Nah, ketika saya masuk mobil dan memutar kunci kontak saya langsung kebingungan melihat lampu rem tangan menyala merah.
Otomatis saya langsung melihat bagian kiri bawah. Saya langsung gugup ketika menyadari ketiadaan “batang” rem tangan. Rasa gugup makin melanda karena saya benar-benar tidak tahu ada di mana rem tangan tersebut.
Bertanya ke pemilik mobil saya sungkan. Sebagai sopir sewaan yang harusnya pernah mengendarai banyak mobil saya jadi terlihat bodoh. Cukup lama saya berpikir keras untuk mengatasi masalah tersebut. Karena buntu akhirnya saya mencoba menelpon teman saya seprofesi. Sebut saja namanya Donny. Ketika saya telepon, Donny hanya bisa ketawa. “Rem tangannya itu ada di kaki. Injek aja. Mau diaktifkan injek, mau dilepas injek lagi,” katanya. Mendengar jawaban tersebut saya pun bisa bernapas lega. Begitu saya lihat, ternyata memang ada pedal rem tangan yang bisa saya injak untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fitur tersebut.
Peristiwa itu belum seberapa, saya malah pernah mendapatkan peristiwa yang lebih memalukan lagi. Kali ini saya diminta mengendarai sebuah mobil yang cukup mahal yakni Mercedes-Benz E-Class. Jujur saking senangnya membawa mobil tersebut, lagi-lagi saya lupa untuk mencari tahu detil mobil. Termasuk masalah rem tangan lagi.
Dan kejadian memalukan itu pun terjadi di perempatan Tugu Tani menuju arah Senen. Laju mobil Mercedes-Benz saya terhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah. Iseng-iseng saya mencoba menekan pedal rem tangan, yang memang ada di bagian kaki. Nah ini dia masalahnya.
Saya pikir pedal rem tangan tersebut hampir sama dengan pedal rem Honda Freed. Aktif ketika diinjak dan tidak aktif ketika diinjak lagi. Nyatanya tidak demikian. Ketika lampu lalu lintas menyala hijau, saya pun hendak melajukan mobil. Tapi saya langsung kaget karena ketika pedal rem tangan saya injak lampu rem tangan masih tetap dalam keadaan aktif.
Sontak, saya pun kebingungan. Semakin bingung ketika banyak mobil di belakang saya mengklakson berkali-kali agar saya jalan. Padahal gimana mau jalan kalau rem tangan masih dalam keadaan aktif. Saya langsung panik dan saya berusaha mencari-cari dimana letak tempat menonaktifkan rem tangan.
Banyak yang kesal akibat kebodohan saya ini. Mobil-mobil di belakang pun langsung berpindah lajur dan tidak lupa mengklakson saya lagi. Motor-motor yang melintas pun melongokkan kepala mereka ke saya. Duh, kesannya saya bodoh banget, walau memang benar juga sih.
Akhirnya, lagi-lagi saya menelpon teman saya yang jago itu. Dari dia saya tahu kalau Mercedes-Benz menempatka handle khusus untuk menonaktifkan rem tangan di bagian kanan bawah dashboard. Handle tersebut terdapat logo rem tangan. Anda tinggal menariknya agar rem tangan tidak aktif lagi.
Setelah mendengar keterangan itu saya pun langsung mencarinya dan memang ada. Saya pun bernapas lega. Tapi ketika mengingat lagi pengalaman tersebut saya jadi sering senyum –senyum sendiri sebab saya memang benar-benar malu di perempatan lampu lalulintas Tugu Tani.
Setelah 2 kali mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut setiap kali saya membawa mobil yang belum pernah saya coba, saya kerap mencari tahu dulu bagaimana cara mengaktifkan dan menonaktifkan rem tangan.
Misalkan di Jaguar yang sangat simpel karena tinggal memencet tombol rem tangan yang ada di bagian dekat transmisi mobil. Menonaktifkannya pun sama tinggal memijit tombol tersebut ke atas. Hal ini sama dengan penggunaan rem tangan yang ada di model-model khusus BMW. Beberapa mobil BMW dengan seri lainnya seperti seri 1 dan seri 3 memang masih menggunakan rem tangan yang konvensional.
Chevrolet Captiva terbaru lain lagi. Metodenya hampir sama dengan BMW dan Jaguar hanya saja cara penonaktiffannya lebih unik karena Anda tinggal menekan gas hingga RPM 2000. Jika RPM mencapai putaran 2.000 otomatis rem tangan akan tidak aktif.
Semoga saja catatan yang saya buat ini bisa berguna, dan Anda tidak akan mengalami hal yang saya rasakan.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Pasang Emoticon !

Posting Komentar